Cerpenku #2:Hujan

Post a Comment
 
Hujan mulai membasuhi jalanan, aku menambah laju langkahku.Beruntung aku menemukan tempat berteduh.Sebuah bangku panjang dengan atap yang cukup luas.Mungkin cukup untuk menampung sekitar lima sampai enam orang.

Tempat yang sesuai untuk berlindung dari guyuran hujan maupun sengatan matahari.Sepertinya aku bukan orang pertama yang berpikir seperti itu.Seorang pria yang tidak kukenal sudah lebih dulu disana.Jika dilihat dari pakaian yang dikenakannya, sepertinya ia baru saja pulang dari tempat kerjanya.Dia melihat ke arahku,kami saling menyapa.Ada keheningan yang cukup lama.

"Kamu baru pulang sekolah ya?"tanya pria itu

"Ya" jawabku sambil mengangguk.

"Hujanya deras sekali,sepertinya tidak akan reda untuk waktu yang lama" Terusnya

"Ya,padahal ramalan cuaca kali ini bilang akan cerah" balasku

Suasana kembali henting.Untuk orang yang tidak terlalu sering bicara,aku tidak terlalu memikirkan hal ini.Pria itu kembali melihatku,sepertinya matanya tertuju pada seragam sekolah yang kukenalan.

"Wah kamu satu sekolah dengan anakku yah,apa kamu kenal dengan riko?dia seri dipanggil rinrin oleh teman-temanya"

"Hmh,aku belum pernah mendengar namanya,mungkin dia kakak kelasku"

"Oh begitu ya,tapi ada yang sedikit berbeda dari pakaianmu.sepertinya ini model terbaru ya.mungkin putriku juga akan mengenakanya dalam waktu dekat"

Aku membalasnya dengan senyum.

Selebihnya ia terus menceritakan keluarganya, pekerjaanya,dan tentu saja putri semata wayangnya yang sangat ia banggakan.Pria yang ada didepanku adalah seorang pengembang aplikasi.Hobinya adalah membuat manisan.

Jadwal pekerjaan yang padat membuatnya kesulitan untuk berkumpul dengan keluarganya.Ia baru saja keluar dari pekerjaannya.Rencananya ia akan membuat toko manisan bersama dengan istrinya.Sungguh impian yang indah.

Menyinggungnya soal manisan membuatku teringat.Aku mengeluarkan bungkusan yang berisikan manisan.Satu kotaknya berisikan lima macam manisan yang beragam.Kebetulan aku diberi dua kotak.

"Anu,saya mendapat pemberian dari guru saya,mungkin rasanya sesuai untuk anda? Ini terlalu banyak untuk saya makan sendiri."Tawaranku padanya

"Wah sepertinya enak,kalau begitu aku ambil satu".

Ia memakanya dengan cukup lahap.

"Apa-apaan ini? Rasanya juga bentuknya,sangat cocok untuk disebut sebagai mahakarya.Manisan ini sangat sesuai dengan seleraku.Ini terlalu berat untuk dijadikan sebagai saingan.lalu kenapa mereka menamai toko mereka dengan nama ini?Padahal aku sudah memikirkanya cukup lama loh.Sepertinya aku harus berusaha lebih banyak lagi"Tuturnya sambil sedikit tersenyum.

Setelah cukup waktu cukup lama,hujan akhirnya reda.Pria itu langsung berpamitan padaku.Ia nampaknya sangat bersemangat sekali.Sebentar aku memalingkan badan,pria itu sudah menghilang.

Hari berikutnya, saat memasuki koridor sekolah,seseorang memanggil namaku.Ternyata dia adalah riko-sensei,salah seorang guru belum lama ini mengajar disekolahku.Ia disukai murid-muridnya,begitupun aku.

Aneh rasanya,padahal perlu waktu cukup lama bagiku untuk akrab dengan seseorang,apalagi dengan  yang lebih tua dariku.Ia sangat ahli dalam menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya.Dari raut wajah yang ia pasang, cara ia berbicara,aku menyukainya.Sepertinya ia dibesarkan oleh orang tua yang hebat.

"Kemarin terimakasih ya,aku sangat terbantu.Bagaimana dengan manisanya,apa kamu suka?"

"Ya,manisanya sangat sesuai dengan seleraku.Sangat cocok untuk disebut sebagai sebuah mahakarya"jawabku

"Wah,benarkah?tapi bukankah pujian itu terlalu berlebihan?"jawab riko-sensei

Aku tersenyum.

"Hmh,sepertinya tidak juga.Bahkan orang tuaku juga setuju dengan pendapatku.Sepertinya aku juga bakal membelinya sepulang sekolah nanti"

"Waktu yang sangat tepat, khusus hari ini kami memberi diskon besar-besaran untuk pelanggan,jadi beli yang banyak yah"

"Spesial? Tapi tidak ada yang acara apapun pada kalender hari ini"

“Bukan itu,ini hanya spesial dikeluarga kami.Untuk aku dan ibuku”

"Hari ulang tahun ayahku"

suaranya sedikit mengecil raut wajahnya menandakan jika ia sedang bersedih.

Meski tidak terucap dari mulutnya aku sadar,dia sedang tidak baik-baik saja.Apa yang harus ku lakukan .Apa yang harus kukatakan,aku tidak terbiasa dengan suasana ini.Dan entah kenapa wajah pria terus saja  muncul dibenakku.

Related Posts

Post a Comment